Jangan Biarkan Kesempatan Hilang...segera Gabung di Bisnis Online yang Akan Booming ..Klik : www.superbambang.co.cc
Pengharapan itu sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita yang telah dilabuhkan sampai kebelakang tabir.
- Terus mengharapkan yang terbaik, maka kita akan menghasilkan yang terbaik.
- Jangan bersungut-sungut tetapi mengucap syukurlah senantiasa.

Selasa, 28 Juli 2009

Hadiah Soerang Ibu

Mungkin bisa menjadi bahan renungan untuk kita dan anak2 kita kelak…….

“Bisa
saya melihat bayi saya?” pinta seorang ibu yang baru melahirkan penuh
kebahagiaan. Ketika gendongan itu berpindah ke tangannya dan ia membuka
selimut yang membungkus wajah bayi lelaki yang mungil itu, ibu itu
menahan nafasnya. Dokter yang menungguinya segera berbalik memandang ke
arah luar jendela rumah sakit. Bayi itu dilahirkan tanpa kedua belah
telinga!

Waktu membuktikan bahwa pendengaran bayi
yang kini telah tumbuh menjadi seorang anak itu bekerja dengan
sempurna. Hanya penampilannya saja yang tampak aneh dan buruk. Suatu
hari anak lelaki itu bergegas pulang ke rumah dan membenamkan wajahnya
di pelukan sang ibu yang menangis. Ia tahu hidup anak lelakinya penuh
dengan kekecewaan dan tragedi. Anak lelaki itu terisak-isak berkata,
“Seorang anak laki-laki besar mengejekku. Katanya,aku ini makhluk aneh.”
Anak lelaki itu tumbuh dewasa. Ia cukup tampan dengan cacatnya. Iapun
disukai teman-teman sekolahnya. Ia juga mengembangkan bakatnya di
bidang musik dan menulis. Ia ingin sekali menjadi ketua kelas. Ibunya
mengingatkan, “Bukankah nantinya kau akan bergaul dengan remaja-remaja
lain?”
Namun dalam hati ibu merasa kasihan dengannya.

Suatu hari ayah anak lelaki itu bertemu dengan seorang dokter yang bisa
mencangkokkan telinga untuknya. “Saya percaya saya bisa memindahkan
sepasangtelinga untuknya. Tetapi harus ada seseorang yang bersedia
mendonorkan telinganya,” kata dokter. Kemudian, orangtua anak lelaki
itu mulai mencari siapa yang mau mengorbankan telinga dan
mendonorkannya pada mereka.Beberapa bulan sudah berlalu. Dan tibalah
saatnya mereka memanggil anak lelakinya, “Nak, seseorang yang tak ingin
dikenal telah bersedia mendonorkan telinganya padamu. Kami harus segera
mengirimmu ke rumah sakit untuk dilakukan operasi. Namun, semua ini
sangatlah rahasia.” kata sang ayah.

Operasi berjalan dengan
sukses. Seorang lelaki baru pun lahirlah. Bakat musiknya yang hebat itu
berubah menjadi kejeniusan. Ia pun menerima banyak penghargaan dari
sekolahnya. Beberapa waktu kemudian ia pun menikah dan bekerja sebagai
seorang diplomat. Ia menemui ayahnya, “Yah, aku harus mengetahui siapa
yang telah bersedia mengorbankan ini semua padaku. Ia telah berbuat
sesuatu yang besar namun aku sama sekali belum membalas kebaikannya.”

Ayahnya menjawab, “Ayah yakin kau takkan bisa membalas kebaikan hati
orang yang telah memberikan telinga itu.” Setelah terdiam sesaat ayahnya
melanjutkan, “Sesuai dengan perjanjian, belum saatnya bagimu untuk mengetahui semua rahasia ini.”

Tahun berganti tahun. Kedua orangtua lelaki itu tetap menyimpan rahasia.
Hingga suatu hari tibalah saat yang menyedihkan bagi keluarga itu.
Dihari itu ayah dan anak lelaki itu berdiri di tepi peti jenazah ibunya
yang baru saja meninggal. Dengan perlahan dan lembut, sang ayah
membelai rambut jenazah ibu yang terbujur kaku itu, lalu menyibaknya
sehingga tampaklah…bahwa sang ibu tidak memiliki telinga.

“Ibumu pernah berkata bahwa ia senang sekali bisa memanjangkan
rambutnya,” bisik sang ayah. “Dan tak seorang pun menyadari bahwa ia
telah kehilangan sedikit kecantikannya bukan?”

Kecantikan yang sejati tidak terletak pada penampilan tubuh namun di dalam hati.

Harta karun yang hakiki tidak terletak pada apa yang bisa terlihat,
namun dikerjakan dan diketahui, namun pada apa yang telah dikerjakan
namun tidak diketahui.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar